Blog Single

Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi pekerja. Namun di balik euforia perayaan, penting untuk menyoroti satu hal krusial: keselamatan dan kesehatan kerja. Pada Mei 2025, banyak wilayah di Indonesia mulai menghadapi cuaca ekstrem akibat transisi musim, seperti suhu tinggi, hujan deras tiba-tiba, hingga angin kencang yang membahayakan pekerja lapangan. Di sinilah ISO 45001 menjadi sangat relevan. ISO 45001 adalah standar internasional untuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Standar ini membantu organisasi mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang meningkat akibat faktor lingkungan, termasuk perubahan iklim. Misalnya, pekerjaan di luar ruangan seperti konstruksi, logistik, dan pertanian harus memiliki prosedur tanggap darurat terhadap panas ekstrem atau badai mendadak. Penerapan ISO 45001 membantu memastikan pekerja dilindungi dengan pelatihan, APD (alat pelindung diri), serta sistem pelaporan risiko yang responsif. Selain faktor cuaca, tekanan kerja dan beban mental juga cenderung meningkat di masa transisi kuartal kerja seperti bulan Mei. ISO 45001 tidak hanya menekankan aspek fisik, tetapi juga psikososial—mengajak perusahaan untuk peduli pada kesejahteraan mental karyawan. Ini sejalan dengan semangat Hari Buruh: memperjuangkan hak-hak pekerja, termasuk hak atas lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dengan mengintegrasikan prinsip ISO 45001 ke dalam budaya kerja, organisasi tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab moral. Bulan Mei adalah momentum yang tepat untuk mengevaluasi ulang sistem K3, meningkatkan kesadaran, dan melibatkan semua pihak dalam membangun tempat kerja yang berkelanjutan dan manusiawi.